Mbentoyong T - Shirt
Selasa, 17 Februari 2009
Sabtu, 14 Februari 2009
=Mbentoyong
Mbentoyong
Oleh : Sastro
Mbentoyong dalam arti postif adalah menundukkan diri karena banyaknya ilmu yang kita miliki, itulah penafsiran yang dibuat oleh Prof. Soeprapto Soedjono, Drs., M.F.A., Ph.D, suatu penafsiran yang bijaksana dan berdasarkan ilmu pengetahuan.
Mungkin beliau mencoba mengingatkan kita akan sebuah ilmu "tua" yang telah dianut oleh orang-orang pintar baik di Indonesia maupun di luar negeri, yaitu "ilmu padi", ilmu padi mengajarkan kepada kita bahwa seyogyanya manusia itu semakin tinggi ilmunya seharusnya makin menunduk karena diatas langit masih ada langit.
"Untuk mendapatkan ilmu itupun tidak hanya melalui buku saja, tapi kita bisa mendapatkan ilmu dari mana saja," ucap beliau.
Kata "mbentoyong" yang keluar dari mulut seseorang, yang keluar dengan atau mempunyai niat untuk meremehkan atau melecehkan orang lain sungguh merupakan suatu perbuatan yang bertentangan dengan "ilmu padi", manusia menjadi terjebak oleh dirinya sendiri, dia menjadi sombong dan lupa diri karena meremehkan orang lain, padahal dia sendiri belum tentu tahu apakah dia tahu atau tidak bahwa dirinya punya ilmu atau tidak, mungkin kita harus mengingat sebuah pepatah "tong kosong berbunyi nyaring".
Mungkin hanya kata "kasihan" yang harus kita lontarkan kepada seseorang yang sombong dan menyombongkan dirinya, karena apa ?, karena dia tidak tahu konsekwensi moral yang akan diterima oleh si penyombong tersebut, baik ketika dia msih hidup didunia maupun diakherat nanti, bukankah perbuatan yang sombong tersebut tidak disukai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa ?!
Hal yang lain yang perlu juga kita perhatikan bersama adalah apakah kita sudah faham betul dengan istilah tertentu yang kita kemukakan diruang publik, sebut saja kata "mbentoyong", apakah kita sudah faham betul tentang definisi dan makna dari mbentoyong tersebut ?, apakah kita juga sudah faham bahwa mbentoyong itu bisa multi tafsir, tergantung latar belakang orang-orang yang menafsirkan "mbentoyong" tersebut. Contoh : kalau mbentoyong ditafsirkan sebagai sesuatu yang berat, maka kata berat itupun juga relatif. Seorang ibu yang mengandung bayinya selama sembilan bulan sepuluh hari, menurut pihak - pihak tertentu adalah merupakan sesuatu yang berat, tapi bagi si ibu yang mengandung mungkin saja hal tersebut dianggap suatu hal yang ringan karena ibu tersebut melakukan hal tersebut sebagai suatu ibadah yang indah.
Saya jadi ingat sebuah pepatah dari orang Amerika yang berbunyi "No Pain, No Gain".
"No Pain, No Gain" (you must work hard if you want big results... ) No pain, no gain says that if you do not work hard, then you will not improve.
Nah........."Kamu harus bekerja berat, kalau kamu ingin mendapatkan hasil yang besar", ....marilah kita tersenyum bersama-sama, karena apa ?, karena bangsa Amerika yang besar itu justru mengajarkan warga negaranya untuk bekerja keras, bekerja keras dan berat adalah sesuatu yang baik, kita bisa meniru prinsip bangsa Amerika yang besar tersebut. Kita harus selalu bekerja keras dan berat dengan tersenyum, kita harus bangga dengan bekerja keras, dan kita harus tersenyum karena kita telah bekerja berat dan keras.
A version of the phrase was crafted by Benjamin Franklin in 1733 in his persona of Poor Richard, to illustrate the axiom "God helps those who help themselves":
Sekali lagi, membaca adalah kata kuncinya, membaca tidak hanya dari buku saja, kita bisa membaca apa saja yang ada disekeliling kita, semoga kita menjadi insan yang bijaksana seperti Prof Soeprapto.
Ada pepatah lagi yang indah yang berbunyi "A Blessing In Disguise: Something good that isn't recognized at first".
...tapi kita bahas dilain waktu...:) , see you....
Amin.
Salam.
Oleh : Sastro
Mbentoyong dalam arti postif adalah menundukkan diri karena banyaknya ilmu yang kita miliki, itulah penafsiran yang dibuat oleh Prof. Soeprapto Soedjono, Drs., M.F.A., Ph.D, suatu penafsiran yang bijaksana dan berdasarkan ilmu pengetahuan.
Mungkin beliau mencoba mengingatkan kita akan sebuah ilmu "tua" yang telah dianut oleh orang-orang pintar baik di Indonesia maupun di luar negeri, yaitu "ilmu padi", ilmu padi mengajarkan kepada kita bahwa seyogyanya manusia itu semakin tinggi ilmunya seharusnya makin menunduk karena diatas langit masih ada langit.
"Untuk mendapatkan ilmu itupun tidak hanya melalui buku saja, tapi kita bisa mendapatkan ilmu dari mana saja," ucap beliau.
Kata "mbentoyong" yang keluar dari mulut seseorang, yang keluar dengan atau mempunyai niat untuk meremehkan atau melecehkan orang lain sungguh merupakan suatu perbuatan yang bertentangan dengan "ilmu padi", manusia menjadi terjebak oleh dirinya sendiri, dia menjadi sombong dan lupa diri karena meremehkan orang lain, padahal dia sendiri belum tentu tahu apakah dia tahu atau tidak bahwa dirinya punya ilmu atau tidak, mungkin kita harus mengingat sebuah pepatah "tong kosong berbunyi nyaring".
Mungkin hanya kata "kasihan" yang harus kita lontarkan kepada seseorang yang sombong dan menyombongkan dirinya, karena apa ?, karena dia tidak tahu konsekwensi moral yang akan diterima oleh si penyombong tersebut, baik ketika dia msih hidup didunia maupun diakherat nanti, bukankah perbuatan yang sombong tersebut tidak disukai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa ?!
Hal yang lain yang perlu juga kita perhatikan bersama adalah apakah kita sudah faham betul dengan istilah tertentu yang kita kemukakan diruang publik, sebut saja kata "mbentoyong", apakah kita sudah faham betul tentang definisi dan makna dari mbentoyong tersebut ?, apakah kita juga sudah faham bahwa mbentoyong itu bisa multi tafsir, tergantung latar belakang orang-orang yang menafsirkan "mbentoyong" tersebut. Contoh : kalau mbentoyong ditafsirkan sebagai sesuatu yang berat, maka kata berat itupun juga relatif. Seorang ibu yang mengandung bayinya selama sembilan bulan sepuluh hari, menurut pihak - pihak tertentu adalah merupakan sesuatu yang berat, tapi bagi si ibu yang mengandung mungkin saja hal tersebut dianggap suatu hal yang ringan karena ibu tersebut melakukan hal tersebut sebagai suatu ibadah yang indah.
Saya jadi ingat sebuah pepatah dari orang Amerika yang berbunyi "No Pain, No Gain".
"No Pain, No Gain" (you must work hard if you want big results... ) No pain, no gain says that if you do not work hard, then you will not improve.
Nah........."Kamu harus bekerja berat, kalau kamu ingin mendapatkan hasil yang besar", ....marilah kita tersenyum bersama-sama, karena apa ?, karena bangsa Amerika yang besar itu justru mengajarkan warga negaranya untuk bekerja keras, bekerja keras dan berat adalah sesuatu yang baik, kita bisa meniru prinsip bangsa Amerika yang besar tersebut. Kita harus selalu bekerja keras dan berat dengan tersenyum, kita harus bangga dengan bekerja keras, dan kita harus tersenyum karena kita telah bekerja berat dan keras.
A version of the phrase was crafted by Benjamin Franklin in 1733 in his persona of Poor Richard, to illustrate the axiom "God helps those who help themselves":
Sekali lagi, membaca adalah kata kuncinya, membaca tidak hanya dari buku saja, kita bisa membaca apa saja yang ada disekeliling kita, semoga kita menjadi insan yang bijaksana seperti Prof Soeprapto.
Ada pepatah lagi yang indah yang berbunyi "A Blessing In Disguise: Something good that isn't recognized at first".
...tapi kita bahas dilain waktu...:) , see you....
Amin.
Salam.
Rabu, 11 Februari 2009
= Usul
Usul
Usul kepada teman-teman seniman dan seniwati di Jogja, bagaimana kalau komunitas seniman jogja mengundang teman kita yang melabeli seniman jogja sebagai seniman yang mbentoyong untuk pameran bersama seni visual di Jogja.
Monggo silahkan.
Usul kepada teman-teman seniman dan seniwati di Jogja, bagaimana kalau komunitas seniman jogja mengundang teman kita yang melabeli seniman jogja sebagai seniman yang mbentoyong untuk pameran bersama seni visual di Jogja.
Monggo silahkan.
Minggu, 08 Februari 2009
Langganan:
Postingan (Atom)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
